Pada suatu hari, Bumi kini sedang menangis. Entah mengapa. Jupiter pun bertanya kepada Bumi mengapa menangis.
"Kenapa kamu menangis, Bumi ?". Tanya Jupiter.
"Sekarang manusia tidak memperdulikan aku, hiks-hiks, manusia sekarang rakus". Jawab Bumi.
"Rakus?". Tanya Jupiter kembali.
"I-iya. Sehari-hari, manusia selalu buang sampah sembarangan, menenbang hutan secara liar dan selalu memburu hewan yang hampir punah". Isak Bumi.
Jupiter pun sangat iba dengan Bumi. Isi Bumi pun rakus sekali. Tidak menjaga Bumi dengan baik.
-3-
"Nah, itulah. Agar Bumi tidak menangis, kita harus menjaga dan merawatnya". Seruku sambil mengakhiri cerita.
"Menjaga dan merawat, maksudnya?". Tanya adikku Devi yang masih duduk dibangku kelas 1 SD.
"Maksudnya gini, Bumikan menangis melihat manusia rakus kepadanya. Dan, kita harus menjaga Bumi ini tetap asri. Menanam pohon, membuang sampah ditempatnya, tidak menebang pohon dan tidak memburu satwa liar yang hampir punah". Jelasku panjang lebar.
"Ohh... Seperti itu? Yaudah, aku sekarang nggak buang sampah lagi sembarangan karena takut lingkungan kotor dan Bumi menangis lagi". Jawab Devi dengan semangat.
"Nah, gitu dong! Kamu sih, selalu buang sampah sembarangan. Kalo nggak ada sampah ya, dimasukin kresek atau kantong". Seruku.
"Eh, udah waktunya Tarawih nih, ayo wudhlu!"
"Ayuk"
Setelah selesai wudhlu, kami pun bergegas menuju Masjid untuk Sholat Tarawih.
(Bersambung)